Senin, 14 Oktober 2013

Ayam Hutan Yang Hampir Punah

http://i875.photobucket.com/albums/ab316/Maahes_2010/Ayam/IndiaRedJFMurghi.jpgAyam hutan adalah nama umum bagi jenis-jenis ayam liar yang hidup di hutan. Dalam bahasa Jawa disebut dengan nama ayam alas, dalam bahasa Madura ajem alas, dan dalam bahasa Inggris junglefowl; semuanya merujuk pada tempat hidupnya dan sifatnya yang liar.
Ragam Jenis dan penyebarannya ada empat spesies ayam hutan yang menyebar mulai dari India, Sri Lanka sampai ke Asia Tenggara termasuk Kepulauan Nusantara. Keempat spesies itu adalah:

1. Ayam hutan merah (Gallus gallus Red junglefowl)

Ayam-hutan merah atau dalam nama ilmiahnya Gallus gallus adalah sejenis burung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 78cm, dari suku Phasianidae. Ayam betina berukuran lebih kecil, dengan panjang sekitar 46cm. Ayam-hutan jantan memiliki bulu-bulu leher, tengkuk dan mantel yang panjang meruncing berwarna kuning coklat keemasan dengan kulit muka merah, iris coklat, bulu punggung hijau gelap dan sisi bawah tubuh berwarna hitam mengilap. Dikepalanya terdapat jengger bergerigi dan gelambir berwarna merah. Ekornya terdiri dari 14 sampai 16 bulu berwarna hitam hijau metalik, dengan bulu tengah ekor yang panjang dan melengkung ke bawah. sahabat anehdidunia.blogspot, Kaki berwarna kelabu dengan sebuah taji. Ayam betina memiliki kaki tidak bertaji, bulu-bulu yang pendek, berwarna coklat tua kekuningan dengan garis-garis dan bintik gelap. http://anehdidunia.blogspot.com

Ayam-hutan merah tersebar luas di hutan tropis dan dataran rendah di benua Asia, dari Himalaya, Republik Rakyat Cina selatan, Asia Tenggara, hingga ke Sumatra dan Jawa. Ada lima subspesies yang dikenali. Di Indonesia, subspesies G. g. bankiva ditemukan di Jawa, Bali dan Sumatra.

2. Ayam Hutan Srilangka (Gallus Lafayetii Srilangka junglefowl)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8OJ_aIC86kJw-NLl7qaQgLlJ3jQ8lky8nxN5FJvGaQBHfifXeK4CpXpDCMNPTiijaFqrGXDcfKpG-NB1-PMpMj89ZCr5nBTdTHPaw9cyC5aJseApVPbo_Prusn5sWfNUx5EYQjKL3YPjl/s1600/3292870162_cee7c544a4.jpg


3. Ayam Hutan Kelabu (Gallus Sonneratii Grey junglefowl)

http://3.bp.blogspot.com/-si59kVgMtUg/UNE2vDq2CwI/AAAAAAAAWKY/Et4Py9X1IU4/s1600/2012-12-19_103828.jpg
Ayam hutan kelabu atau Gallus sonneratii adalah salah satu dari empat spesies ayam hutan. Ayam ini berukuran sedang, dengan panjang sekitar 80cm, dari suku Phasianidae. Ayam betina berukuran lebih kecil, dengan panjang sekitar 38cm. Ayam hutan jantan memiliki bulu-bulu leher, tengkuk dan mantel berwarna kelabu berbintik hitam-putih dengan kulit muka merah, bercak putih di telinga, paruh kuning kecoklatan, iris mata kuning, ekor hitam keunguan dengan bulu tengah ekor yang panjang dan melengkung ke bawah. Sisi bawah tubuh berwarna kelabu bergaris putih dan kakinya berwarna kuning kemerahan terang dengan sebuah taji. Ayam betina memiliki kaki tidak bertaji, bulu-bulu yang pendek, berwarna coklat tua dengan bulu-bulu seperti sisik berwarna putih kecoklatan di bagian sisi bawah tubuh.

4. Ayam Hutan Hijau (Gallus Varius Green junglefowl)

http://www.mountainsbeyond.org/Nature/Birds/Images/Bali/Fowls/_MG_3390-GreenJF--220110.jpg

Ayam hutan hijau adalah nama sejenis burung yang termasuk kelompok unggas dari suku Phasianidae, yakni keluarga ayam, puyuh, merak, dan sempidan. Ayam hutan diyakini sebagai nenek moyang sebagian ayam peliharaan yang ada di Nusantara. Ayam ini disebut dengan berbagai nama di berbagai tempat, seperti canghegar atau cangehgar (Sd.), ayam alas (Jw.), ajem allas atau tarattah (Md.). http://anehdidunia.blogspot.com

Memiliki nama ilmiah Gallus varius (Shaw, 1798), ayam ini dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Green Junglefowl, Javan Junglefowl, Forktail, atau Green Javanese Junglefowl, merujuk pada warna dan asal tempatnya.
Burung yang berukuran besar, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 60 cm pada ayam jantan, dan 42 cm pada yang betina.

Jengger pada ayam jantan tidak bergerigi, melainkan membulat tepinya; merah, dengan warna kebiruan di tengahnya. Bulu-bulu pada leher, tengkuk dan mantel hijau berkilau dengan tepian (margin) kehitaman, nampak seperti sisik ikan. Penutup pinggul berupa bulu-bulu panjang meruncing kuning keemasan dengan tengah berwarna hitam. Sisi bawah tubuh hitam, dan ekor hitam berkilau kehijauan. Ayam betina lebih kecil, kuning kecoklatan, dengan garis-garis dan bintik hitam.

Iris merah, paruh abu-abu keputihan, dan kaki kekuningan atau agak kemerahan.

Ayam yang menyukai daerah terbuka dan berpadang rumput, tepi hutan dan daerah dengan bukit-bukit rendah dekat pantai. Ayam-hutan Hijau diketahui menyebar terbatas di Jawa dan kepulauan Nusa Tenggara termasuk Bali. Di Jawa Barat tercatat hidup hingga ketinggian 1.500 m dpl, di Jawa Timur hingga 3.000 m dpl dan di Lombok hingga 2.400 m dpl.
Baca juga Artikel ini :

Mana Yang Lebih Dulu Telur Atau Ayam

http://media.viva.co.id/thumbs2/2013/03/25/197749_ayam-dan-telur_663_382.jpg
"Mana yang lebih dulu, telur atauayam ?" pertanyaan itu sering membingungakn kita baiksecara  filosofis maupun ilmiah  selama berabad-abad. Kini, jawabannya sudah tersedia. Para ilmuwan mengklaim telah memecahkan teka-teki tersebut. Jawabannya, kata mereka, adalah ayam.

Seperti dilaporkan Mailonline, para peneliti menemukan pembentukan kulit telur bergantung satu protein yang hanya ditemukan di indung telur ayam. Artinya, telur hanya bisa ada jika berada di dalam ayam. Protein yang disebut ovocledidin-17 (OC-17) bertindak sebagai katalis untuk mempercepat pengembangan kulit telur itu.

Cangkang keras penting sebagai tempat bagi kuning dan putih telur. Para ilmuwan dari universitas di Sheffield dan Warwick menggunakan super komputer untuk men-'zoom in' pembentukan telur. Komputer yang disebut HECToR itu mengungkapkan OC-17 penting dalam memulai kristalisasi atau tahap awal penciptaan kulit telur.

Protein tersebut mengubah kalsium karbonat menjadi kristal kalsit yang membentuk kulit telur. Kalsit kristal ada di berbagai tulang dan tempurung tetapi mereka terbentuk lebih cepat di dalam ayam. Unggas itu mampu menghasilkan enam gram kulit telur setiap 24 jam.

"Selama ini orang mengira yang lebih dulu ada adalah telur, tapi kini kita punya bukti ilmiah yang menunjukkan sebenarnya ayam yang lebih dulu ada," kata Dr Colin Freeman, dari Departemen Teknik Material Universitas Sheffield sambil menambahkan, "Ternyata, dengan memeriksanya secara jeli kita dapat melihat cara protein itu mengendalikan proses pembentukan kulit telur."

Profesor John Harding, dari jurusan yang sama di Sheffield, mengatakan penemuan itu bisa berguna untuk hal lain. "Memahami cara ayam membuat kulit telur dapat memberi petunjuk menuju rancangan baru maupun bahan baru," katanya. Penemuan itu dipublikasikan dalam makalah "Structural Control Of Crystal Nuclei By An Eggshell Protein".
Baca juga Artikel ini :

Mengapa Ayam Jantan Selalu Berkokok Saat Menjelang Pagi

http://dialog2hati.files.wordpress.com/2011/10/ayam.jpeg?w=570Mengapa ayam jantan selalu berkokok saat menjelang subuh, bahkan sebelum matahari muncul di ufuk Timur? Ternyata menurut hasil penelitian, hal itu ada hubungannya dengan jam alarm alamiah yang dimiliki ayam jantan.idnpoker melansir ayam jantan berkokok karena memiliki jam internal yang membantunya mendahului terbitnya matahari. Seperti halnya burung, ayam jantan bernyanyi atau berkokok dalam siklus harian.

Hampir semua hewan memiliki siklus harian dari kegiatan yang dikenal sebagai ritme sirkadian. Ini adalah ritme biologis pada hewan, yang mengikuti siklus siang dan malam.

Ayam jantan mendahului matahari terbit untuk mengawali berburu makanan sehari-hari dan juga untuk pertahanan wilayah. Namun, jika satu ayam jantan tetangga memiliki jam internal yang telah diatur sedikit lebih awal, ini dapat merangsang ayam jantan lain untuk berkokok lebih awal juga.
Nyanyian ayam jantan saat matahari terbit sebenarnya adalah suatu cara untuk "membangun kekuasaan" wilayahnya. Ketika ayam berkokok, dia mengirimkan sinyal ke ayam jantan lainnya bahwa jika melanggar, berarti mereka minta berkelahi.